Pengertian misi secara umum adalah tugas yang dijalankan sebagai suatu kewajiban demi tujuan tertentu. Dalam konteks Alkitab, misi berarti kegiatan menyebarkan Injil Kerajaan Allah. Kata misi ini berhubungan dengan kata Yunani, “evangelion” yang secara literal diartikan sebagai upah yang diberikan kepada seorang pembawa berita kemenangan dari medan pertempuran.
Pada akhirnya, kata misi ini merujuk pada “berita kemenangan” itu sendiri yang disebut Kabar Baik yang mesti disiarkan, dipancarkan, disebarluaskan – disampaikan ke seluruh dunia.
Orang-orang yang diperkenankan membawa berita misi ini disebut mitra kerja Allah. Bila kita menjadi mitra kerja Allah dalam melaksanakan misi-Nya bagi dunia, ini adalah suatu penghormatan besar (privilege) yang tidak dapat disamakan dengan apa pun juga.
Bagaimana mungkin manusia yang telah tercemar karena dosa dimungkinkan dipakai Allah sebagai mitra-Nya? Allah dapat saja menggunakan hak-Nya sebagai Allah yang berkuasa tanpa melibatkan manusia.
Dalam pokok bahasan yang diambil dari Kisah Para Rasul 6:1-7, menjelaskan bentuk pengutusan khusus di dalam jemaat Yerusalem sehingga dilaporkan bahwa secara kuantitas para murid bertambah banyak karena melakukan tugas misi. Pertanyaannya adalah apa alasan atau mengapa melakukan tugas misi?
I. Alasan Kekekalan ( ayat 1 )
Tugas misi telah dimulai dari surga untuk menggapai manusia. J. Simmerman menyatakan bahwa surga adalah home base dari zending. Artinya, pengutusan itu berawal dari karya Allah yang aktif untuk menggapai manusia di bumi. Dari sini kita dapat membuktikan bahwa Allah peduli dengan kehidupan manusia karena didesain menurut gambar dan rupa-Nya sendiri yang harus dipulihkan sesuai rencana-Nya. Perwujudan pemulihan ini dkerjakan secara tuntas oleh Tuhan Yesus Kristus di kayu salib dengan cara mengambil rupa sebagai manusia – rela berkorban demi seluruh umat manusia. Kalau bukan alasan kekekalan, mustahil kita menjadi mitra kerja Allah dalam tugas misi.
II.Alasan Delegatif ( ayat 2-4 )
Seperti diketahui bahwa para rasul tidak melakukan sendiri tugas penggembalaan – tugas pemberitaan. Tugas penggembalaas adalah tugas bersama. Dalam konteks ayat 2, para rasul melakukan pendekatan delegatif yang memuat ajaran bahwa tugas misi adalah tugas gereja yang dilakukan secara bersama.
Terjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia sehari-hari berbunyi, Oleh sebab itu, kedua belas rasul-rasul itu mengumpulkan semua pengikut dan berkata kepada mereka, “Tidak baik kalau kami berhenti memberitakan perkataan Allah, karena harus mengurus soal-soal makanan. Jadi, baiklah saudara-saudara memilih dari antaramu tujuh orang yang mempunyai nama baik dan dikuasai Roh Allah serta bijaksana, yang dapat kami tugaskan mengurus soal-soal ini”. Artinya, mereka membagi tugas penggembalaan kepada anggota jemaat yang memenuhi criteria tertentu sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Dari kebenaran ini, kita dapat menyatakan bahwa keberhasilan misi di dalam jemaat sangat berhubungan dengan sikap sense of belongings seluruh jemaat untuk melakukan tugas misi. Bila sikap ini telah membudaya, tidak mustahil, banyak jiwa datang menyaksikan kemurahan Allah, Banyak jiwa mendapatkan pembebasan. Banyak jiwa dipuihkan.
III. Alasan Ekspansif (ayat 5-7)
Pemilihan tujuh orang dari antara ribuan jemaat untuk menjadi pelayan meja pada ayat 3 adalah pemilihan bersyarat – bukan pemilihan sembarangan. Orang yang dipilih menjadi mitra kerja Allah adalah orang yang berkualitas untuk tujuan perluasan Injil Kerajaan Allah di segala lini. Kriterianya adalah terkenal baik, penuh roh dan hikmat.
Akibat dari ketetapan pemilihan ini, di dalam ayat 7, dilaporkan bahwa Firman Allah makin tersebar dan murid Kristus semakin bertambah banyak. Tidak hanya itu, para pembesar pun – sejumlah besar para imam, ikut bertekuk lutut di bawah kaki Kristus. Adakah yang berjiwa misi seperti Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus di jemaat kita?
Kesimpulan
Menjadi mitra kerja Allah dalam hal melakukan tugas misi (pemberitaan Injil) tidak akan terlaksana tanpa alasan yang jelas. Alasan pertama adalah karena rencana Allah sejak semua, Alasan kedua adalah hak istimewa dengan memakai manusia sebagai alat di tangan-Nya. Alasan ketiga adalah alasan perluasan Injil di seluruh dunia.
Dengan berlandaskan pada ketiga alasan ini, umat Allah tidak lagi berdiam diri; umat Allah tidak lagi berpangku tangan.
Marilah kita melakukan tugas pemberitaan Injil dengan roh yang menyala-nyala – menawarkan ide dan tenaga untuk mewujudkan tujuan misi Allah. Marilah bangkit dari sikap saling menunggu. Marilah kita buktikan perkataan Emil Brunner, seorang teolog terkenal yang menyatakan, “ Di mana ada nyala api, disitu ada api, dan dimana aa yang bermisi, di situ ada gereja yang bertumbuh.”
Kirany Tuhan menolong kita untuk mewujudkan tugas ini dengan setia sampai kita menutup mata dan kembali kepada-Nya untuk selama-lamanya.. Amin
Pdt. Nasokhili Giawa, M.Th
Read More
Pada akhirnya, kata misi ini merujuk pada “berita kemenangan” itu sendiri yang disebut Kabar Baik yang mesti disiarkan, dipancarkan, disebarluaskan – disampaikan ke seluruh dunia.
Orang-orang yang diperkenankan membawa berita misi ini disebut mitra kerja Allah. Bila kita menjadi mitra kerja Allah dalam melaksanakan misi-Nya bagi dunia, ini adalah suatu penghormatan besar (privilege) yang tidak dapat disamakan dengan apa pun juga.
Bagaimana mungkin manusia yang telah tercemar karena dosa dimungkinkan dipakai Allah sebagai mitra-Nya? Allah dapat saja menggunakan hak-Nya sebagai Allah yang berkuasa tanpa melibatkan manusia.
Dalam pokok bahasan yang diambil dari Kisah Para Rasul 6:1-7, menjelaskan bentuk pengutusan khusus di dalam jemaat Yerusalem sehingga dilaporkan bahwa secara kuantitas para murid bertambah banyak karena melakukan tugas misi. Pertanyaannya adalah apa alasan atau mengapa melakukan tugas misi?
I. Alasan Kekekalan ( ayat 1 )
Tugas misi telah dimulai dari surga untuk menggapai manusia. J. Simmerman menyatakan bahwa surga adalah home base dari zending. Artinya, pengutusan itu berawal dari karya Allah yang aktif untuk menggapai manusia di bumi. Dari sini kita dapat membuktikan bahwa Allah peduli dengan kehidupan manusia karena didesain menurut gambar dan rupa-Nya sendiri yang harus dipulihkan sesuai rencana-Nya. Perwujudan pemulihan ini dkerjakan secara tuntas oleh Tuhan Yesus Kristus di kayu salib dengan cara mengambil rupa sebagai manusia – rela berkorban demi seluruh umat manusia. Kalau bukan alasan kekekalan, mustahil kita menjadi mitra kerja Allah dalam tugas misi.
II.Alasan Delegatif ( ayat 2-4 )
Seperti diketahui bahwa para rasul tidak melakukan sendiri tugas penggembalaan – tugas pemberitaan. Tugas penggembalaas adalah tugas bersama. Dalam konteks ayat 2, para rasul melakukan pendekatan delegatif yang memuat ajaran bahwa tugas misi adalah tugas gereja yang dilakukan secara bersama.
Terjemahan Alkitab dalam Bahasa Indonesia sehari-hari berbunyi, Oleh sebab itu, kedua belas rasul-rasul itu mengumpulkan semua pengikut dan berkata kepada mereka, “Tidak baik kalau kami berhenti memberitakan perkataan Allah, karena harus mengurus soal-soal makanan. Jadi, baiklah saudara-saudara memilih dari antaramu tujuh orang yang mempunyai nama baik dan dikuasai Roh Allah serta bijaksana, yang dapat kami tugaskan mengurus soal-soal ini”. Artinya, mereka membagi tugas penggembalaan kepada anggota jemaat yang memenuhi criteria tertentu sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Dari kebenaran ini, kita dapat menyatakan bahwa keberhasilan misi di dalam jemaat sangat berhubungan dengan sikap sense of belongings seluruh jemaat untuk melakukan tugas misi. Bila sikap ini telah membudaya, tidak mustahil, banyak jiwa datang menyaksikan kemurahan Allah, Banyak jiwa mendapatkan pembebasan. Banyak jiwa dipuihkan.
III. Alasan Ekspansif (ayat 5-7)
Pemilihan tujuh orang dari antara ribuan jemaat untuk menjadi pelayan meja pada ayat 3 adalah pemilihan bersyarat – bukan pemilihan sembarangan. Orang yang dipilih menjadi mitra kerja Allah adalah orang yang berkualitas untuk tujuan perluasan Injil Kerajaan Allah di segala lini. Kriterianya adalah terkenal baik, penuh roh dan hikmat.
Akibat dari ketetapan pemilihan ini, di dalam ayat 7, dilaporkan bahwa Firman Allah makin tersebar dan murid Kristus semakin bertambah banyak. Tidak hanya itu, para pembesar pun – sejumlah besar para imam, ikut bertekuk lutut di bawah kaki Kristus. Adakah yang berjiwa misi seperti Stefanus, Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas dan Nikolaus di jemaat kita?
Kesimpulan
Menjadi mitra kerja Allah dalam hal melakukan tugas misi (pemberitaan Injil) tidak akan terlaksana tanpa alasan yang jelas. Alasan pertama adalah karena rencana Allah sejak semua, Alasan kedua adalah hak istimewa dengan memakai manusia sebagai alat di tangan-Nya. Alasan ketiga adalah alasan perluasan Injil di seluruh dunia.
Dengan berlandaskan pada ketiga alasan ini, umat Allah tidak lagi berdiam diri; umat Allah tidak lagi berpangku tangan.
Marilah kita melakukan tugas pemberitaan Injil dengan roh yang menyala-nyala – menawarkan ide dan tenaga untuk mewujudkan tujuan misi Allah. Marilah bangkit dari sikap saling menunggu. Marilah kita buktikan perkataan Emil Brunner, seorang teolog terkenal yang menyatakan, “ Di mana ada nyala api, disitu ada api, dan dimana aa yang bermisi, di situ ada gereja yang bertumbuh.”
Kirany Tuhan menolong kita untuk mewujudkan tugas ini dengan setia sampai kita menutup mata dan kembali kepada-Nya untuk selama-lamanya.. Amin
Pdt. Nasokhili Giawa, M.Th